Tuesday 24 June 2008

Dilatasi waktu







Dilatasi waktu dan kontraksi lorentz

Bila dua peristiwa, misalnya letusan dua petasan, terjadi disatu terjadi pada saat yang berbeda diamati oleh dua orang pengamat, yang satu diam sedang yang kedua bergerak dengan kecepatan U, maka selisih waktu letusan dua petasan  tersebut akan dicatat oleh pengamat kedua sebesar ∆t yang nilainya lebih besar dari yang diamati oleh yang diam, dan memenuhi rumus yang uraianya cukup rumit, yaitu ;

  


∆t  = selisih waktu yang diamati oleh pengamat ke I {diam}
∆t’ = selisih waktu yang diamati oleh pengamat ke II
U   = kecepatan pengamat ke II
C   = kecepatan cahaya.


Dari rumus di atas, bila U makin cepat, maka akan diperoleh ∆t’ akan makin naik. Inilah gejala yang disebut dengan  istilah dilatasi waktu (perpanjangan waktu).
Sebagai contoh praktis, apabila kita meledakkan dua bom atom pada tempat yang sama jam 06.00 pagi dan yang kedua jam 18.00 ( selisih 12 jam ). Apabila kita mengendarai kendaraan secepat cahaya, maka waktu 12 jam tersebut akan dirasakan dalam waktu :




Dalam jarak waktu yang lainpun akan dirasakan demikian, yaitu dalam waktu tidak terhingga. Jadi kalau kita mampu membuat kendaraan dengan kecepatan cahaya, maka menurut rumus di atas, kita dapat merasakan hidup hamper kekal dan hamper mutlak, dimana konsep waktu menjadi tidak berlaku. Inikalau kita tinjau menurut ukuran waktu dunia.
Oleh karena itu sebaliknya bila kita mati dan menjadi ruh berkecepatan melampaui kecepatan cahaya itu, jika menuruti hitungan manusia bumi telah tercatat beribu ribu abad tahun, tetapi pada saat kita di bangkitkan (hari akhirat) akan mengatakan “baru satu atau setengah hari”, sebagaimana ditegaskan dalam alQuran. Pengertian ini harus dilihat dari alam akhirat nanti.
Dengan rumus di atas akan dengan mudah dicerna adanya alam lain disamping dunia ini yaitu alam surga dan neraka yang kekal, karena pada saat tersebut kita berada pada posisi yang serba mutlak, tidak pernah tua dan selalu muda, bersandingan dengan bidadari yang selalu muda juga, karena kita telah berada dalam posisi dengan kecepatan ruh atau malaikat, yaitu minimum memiliki kecepatan sebesar kecepatan cahaya.
Contoh praktis untuk menggambarkan gejala dilatasi waktu ini adalah sebagai berikut :
(1)               Apabila kita mengadakan perjalan dengan kendaraan yang berkecepatan sebesar kecepatan cahaya, maka setelah kita kembali ke bumi menurut catatan kita baru satu menit perjalan, teman teman kita yang yang sebaya di bumi barangkali sudah menjadi kakek kakek atau bahkan sudah mati karena tua bangka. Ini kedengarannya aneh tetapi gejala ini pernah dibuktikan oleh D.H. Frish dan J.H. Smith ketika melakukan pengukuran jimlah muon dari sinar cosmos yang terdapat di dua tempat, yang satu dekat permukaan air laut sedangkan yang lain lagi pada ketinggian 1,9 km. dari pengamatan tersebut dapat dibuktikan gejala dilatasi waktu tersebut.
(2)             Contoh kedua adalah apabilakita mampu memiliki umur di dunia ini mencapai seratus tahun, maka semua amalan kita tersebut dicatat oleh malaikat dalam waktu 17,28 detik. Kata malaikat, itu rusan enteng, tidak perlu capek capek. Dengan adanya gejala dilatasi waktu maka “kerja malaikat” yang kedengarannya aneh itu, tidak sulit diterima bukan!!!?

Bagaimana halnya ukuran kita pada saat bergerak dengan kecepatan cahaya tersebut, bias diamati oleh manusia di bumi ?! untuk menjawab persoalan ini hendaknya diingat bahwa jika kita bergerak ke bumi dengan kecepatan U, maka sama halnya  dengan bumi bergerak menuju kita dengan kecepatan yang sama, hanya dalam laju yang berlawanan arah.
Dengan uraian dan perhitungan tertentu yang cukup memusingkan kepala, setelah pengamatan Frish dan Smith dilacak lebih jauh, diketemukan bahwa bial sebuah benda yang panjangnya L, oleh pengamat yang bergerak dengan kecepatan U yang sejajar dengan panjang benda akan diamati panjangnya sebesar :


Gejala ini sering disebut sebagai gejala kontraksi Lorentz
Jadi bila malaikat dating ke dunia mengendarai kendaraan secepat cahaya, maka dalam dimensi berapapun malaikat tersebut akan nampak, oleh manusia di dunia berukuran :


Malaikat berukuran nol artinya tidak akan nampak oleh manusia, tetapi malaikat tentu saja akan tetap mampu manusia dan mencatat segala amalannya.
Dan pada saat malaikat ini berada pada kecepatan yang “sebenarnya” yaitu kecepatan 28,16 C, maka dimensi malaikat berada pada ukuran :




Apabila

 bilangan imajiner, maka L = 28,16 I (i = akar negatif 1). 
Ini berarti bahwa malaikat ini berada pada dimensi imajiner, yaitu berukuran negative atau lebih kecil dari nol. Kalau kita menganggap bahwa foton sebagai materi yang berukuran nol, maka malaikat pda hakikatnya adalah merupakanmahluk ghaib atau sebagai mahluk non materi (tidak butuh makan dan minum), tidak akan nampak pada manusia sekalipun menggunakan alat yang mutakhir, sampai abad kapanpun, kecuali jika malaikat ini melakukan transformasi lebih dahulu dengan energi yang luar biasa menembus dinding antara alam nyata dan alam ghaib ini, berubah menjadi partikel foton (zarrah cahaya) atau menjadi mahluk yang memiliki sifat elektro magnetis, yang selanjutnya berproses menjadi menjadi bunyi genta, sinar hati atau nampak dalam ukuran dan wajah manusia sempurna , cantik sebagaimana yang pernah dilihat oleh Nabi Ibrahim AS, Siti Maryam AS, dan Nabi Muhammad SAW pada saat menerima wahyu.
Demikianlah eksistensi malaikat yang merupakan makhluk non  materi (ghaib), bekerja sangat cepat menurut perintah Allah SWT. Malaikat ini sangat terpercaya, cermat, jujur, teliti dan berakal.
Malaikat inilah yang selalu kita nanti kehadirannya di bulan Ramadlan untuk mengatur dan memberi rakhmat pada dunia yang masih sibuk dengan pertengkaran, penghisapan penjajahan dan ketidak adilan ini. Ia akan turun  ke dunia ini baik kita percaya maupun tidak pada suatu malam “Lailatul Qodar”, yaitu :

“ Suatu malam malam kemulyaan yang lebih baik dari seribu mala. Pada malam itu turun malaikat dan Jibril dengan izin tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”.
(Q.Al-Qodar,3-5).

Malam laitul Qodar terjadi dalam bulan Romadlon yang penuh ampunan dan rahmat. Oleh karena itu, marilah, waktu yang sangat singkat dan penuh dengan kesejahteraan ini kita isi dengan latihan-latihan jasmani dan rohani dengan amalan dan amalan yang bermanfaat bagi kesentosaan umat manusia.

Dengan uraian diatas, apakah ilmu pengetahuan(akal) masih sulit untuk memahami dan mengimani eksistensi malaikat sebagai mahluk ghaib ciptaan allah yang maha besar!!

Kalau belum juga, sekali lagi cobalah renungkan kembali!! Suatu saat pasti, keyakinan kita akan bertambah kokoh. Dan ketahuilah, bahwa malaikat itu mahluk Allah SWT juga dan kita jangan menyembah malaikat ini, tapi hanya kepada Allah SWT saja. Kita boleh menyembah, sekalipun mereka inilah yang akan mencatat semua amalan baik dan buruk secara cepat, cermat dan tepat.

Jangan coba-coba menyogok malaikat!!, bahkan malaikat inilah yang pernah sujud pada adam AS nenek moyang kita. Berbaktilah kepada Allah SWT yang menciptakan malaikat ini, jangan pada yang lain.
  1. dialah Allah yang maha Esa
  2. Allah adalah tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
  3. dia tiada beranak dan tidak pula diperanakan
  4. dan tiada suatu mahluk pun yang menyamainya
(Q,S al-ikhlas, 1-4)

malaikat yang sangat luar biasa adanya itu pernah dan mau bersujud di hadapan nenek moyang kita, adam AS benar-benar mulia manusia ini!!.

Eksistensi Malaikat





Eksistensi malaikat menurut kacamata al qur’an ilmu pengetahuan

“Malaikat-malaikat dan roh naik (bergerak) menuju tuhan, dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun (menurut ukuran manusia)” (Q.Al Ma’aarij,4).

Kecepatan malaikat
           
Kalau begitu kecepatan malaikat berapa??? Inilah pertanyaan yang terus mengganggu penulis, terlebih lagi dalam bulan ramadhan dimana menurut keyakinan kita, makhluk kepercayaan Allah S.W.T. yaitu jibril akan turun ke alam bumi ini. Jibril dalam bulan ramadhan akan mengatur segala urusan buat umat manusia yang sibuk berperang, saling mengisap dan langka kasih sayang.

Marilah kita hitung.!!

Kecepatan bumi Kita berputar pada sumbunya ini menakjubkan juga yaitu sekitar 463 m/detik. Jadi kalau satu tahun kita menempuh waktu 365 hari , sungguh kita telah menempuh perjalanan mengendarai bumi kita sejauh 365 x 40.000 km = 14.600.000 km.
           
            Surat al ma’arij, 4 memberi petunjuk, bahwa kalau malaikat ini bergerak dalam waktu 1 hari , sama halnya dengan kalau kita mengendarai bumi ini (hidup di bumi) selama 50.000 tahun atau menempuh 50.000 x 14.600.000 km = 730.000.000.000 km . oleh malaikat jarak tersebut ditempuh dalam waktu satu hari. Maka kecepatan malaikat ini, jika kita asumsikan menggunakan satuan 1 hari malaikat = 24 jam malaikat 24 x 3.600 detik malaikat, adalah

730 x 109 km/detik = 8.449.074 km/detik
864 x 102   

Sungguh malaikat ini memiliki kemampuan untuk menyampaikan wahyu (ilmu Allah S.W.T.), kebaikan, rahmat dan mencatat segala perbuatan manusia yang benar dan yang salah secara tepat dan benar, cepat dan tidak pernah salah dan luar biasa kerjanya , berkecepatan sangat tinggi melampaui kecepatan cahaya.
            Dapatkat kita menangkap eksistensi malaikat yang memiliki sifat-sifat seperti diatas.??
Benar–benar amat sangat cepat.!! Bayangkan saja, mari kita bandingkan dengan kecepatan cahaya yang kita kenal sebagai yang paling cepat di dunia menurut pandangan manusia , yang menurut para ahli berkecepatan 300.000 km/detik. Ini berarti bahwa kecepatan malaikat adalah 28,16358 kali kecepatan cahaya. Benar-benar sangat menakjubkan.

Makhluk yang berkecepatan 28,16 kali kecepatan cahaya inilah , yang dalam al-qur’an dilukiskan sebagai berikut:
  1. demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan
  2. dan yang bergerak dengan amat kencang
  3. dan yang menyebarkan rahmat dengan seluas-luasnya
  4. dan yang membedakan dengan sejelas-jelasnya
  5. dan yang menyampaikan wahyu
  6. untuk menolak alasan-alasan atau memberi peringatan
(Q.S al-mursalaat, 1-6)

            Untuk menjawab persoalan tersebut diatas kita harus mengkaji secara mendalam azas relativitas yang dilontarkan oleh bapak fisika modern albert einstein pada awalnya abad ke XX ini.

Azas relativitas einstein

Pengalaman menunjukkan bahwa bumi kita bukanlah benda yang khusus dalam jagad raya ini dalam letak dan geraknya. sudah dipelajari bahwa dalam memahami lintasan bintang di langit, bumi hanyalah satu dari beberapa planit yang berputar menitari matahari.
            Hasil percobaan michelson dan morley telah menyimpulkan bahwa kecepatan cahaya yang 300.000 km/detik  itu adalah sama dalam segala arah tidak tergantung dari gerak bumi . maka timbul pertanyaan kini bagaimana dengan kecepatan cahaya itu apabila dilihat oleh orang-orang yang ada di planit lain di jagad raya ini , yang geraknya berlainan dengan bumi? Albert einstein pada tahun 1905 mengusulkan teorinya untuk menganggap bahwa kecepatan cahaya yang besarnya sama dalam semua arah  itu juga berlaku untuk tempa-tempat lain di jagad raya ini, artinya kecepatan cahaya sama tidak tergantung pada gerak, sumber maupun pengamatnya.
Dengan landasan teori tersebut , maka einstein kemudian mengusulkan aturan penjumlahan kecepatan yang dirasakan menyimpang dari pengalaman kita sehari-hari. Jadi bila di dalam sebuah kereta api yang berjalan laju dengan kecepatan v1 km/jam ada penumpang berjalan searah dengan perjalanan kereta api dengan laju v2 km/jam terhadap kereta api . lazimnya kita menghitung dari tanah bahwa orang tersebut bergerak dengan kecepatan (v1+v2) km/jam. Menurut einstein bila orang tadi diganti dengan kedipan cahaya yang kecepatannya 300.000 km/detik, maka baik pengamat di tanah maupun di kereta api akan mengamati kecepatan kedipan cahaya yang sama yaitu 300.000 km/detik.
Menurut lazimnya , maka pengamat di bumi akan menghitung sebesar v1+300.000 km/detik, sedang menurut einstein adalah 300.000 km/detik Menurut einstein nilai kecepatan menurut pengamat di bumi harus menggunakan rumus 



 c = kecepatan cahaya
 Jadi jika v2  = c, maka
                                v = c
Aneh benar bukan !? inilah rumus yang sering disebut sebagai Rumus Relativistik Penjumlahan Kecepatan. Anehnya, justru pikiran Einstein yang aneh ini yang benar. Persamaan itu secara praktis diganti dengan hubungan v = v1+v2 apabila v1 atau v2 harganya cukup kecil bila dibandingkan dengan kecepatan cahaya. Rumus itu harus digunakan dalam bentuknya yang lengkap apabila salah satu atau kedua besaran v1 dan v2 tidak cukup kecil bila dibandingkan dengan kecepatan cahaya, misalnya mengukur kecepatan Malaikat.
Jadi bila dalam peswat yang bergerak dengan kecepatan 169 m/detik ada penumpang Malaikat yang berkecepatan 28,16 c, maka kita di tanah ini mencatat kecepatan malaikat tersebut sebesar :

v =    =     =  mendekati 28,16 c
Apabila malaikat tersebut sedang mengendarai kendaraan yang berkecepatan sebesar kecepatan cahaya, maka :



 =  = c
Rumus Einstein benar-benar menakjubkan !!!
Dari rumus di atas dapat diterangkan bahwa bila malaikat sedang mengendarai buraq, masuk ke alam dunia, maka kecepatannya menurun yaitu sama dengan kecepatan cahaya. Ini berarti bahwa pada saat nabi naik buraq akan sanggup “ berkonsultasi” dengan para malaikat, sebagaiman yang banyak dijelaskan dlam hadits nabi SAW.
Sanggupkan manusia menciptakan kendaraan secepat cahaya, yaitu 300.000 km/detik. Inilah tantangan agama terhadap ilmu pengetahuan !!.


Bagaimana ukuran kita pada saat mengendarai kendaraan yang berkecepatan 300.000 km/detik  tersebut.?!. untuk menjawab persoalan ini kita harus memahami sebuah gejala menarik yang berpangkal kepada azas relativitas, yaitu tentang dilatasi waktu dan kontraksi Lorentz.

Dilatasi waktu dan kontraksi Lorentz


Tuesday 17 June 2008

Amal


IBADAH

 Ibadah adalah :

istilah yang mencakup semua yang dicintai dan diridhai Allah, berupa ucapan, amal jawarih, amal hati dengan kecintaan, ketundukan dan kepatuhan yang sempurna serta bara’ terhadap yang dilarang  dan dibenci-Nya. (Al-An’am:162)

Rukun Ibadah :

1.        Kecintaan yang sempurna kepada Allah.(Ali-Imran:31)

2.       Kepatuhan dan ketundukan yang sempurna kepada Allah.(An-Nisa’:65)

Syarat-syarat Ibadah :

1.        Shidqul ‘azimah, yaitu bersungguh-sungguh dan berusaha keras untuk membuktikan pekerjaannya sesuai dengan ucapannya, tidak malas dan berlambat-lambat.( Ash-Shaf:2-3 )

2.       Ikhlas dalam berniat hanya karena Allah, memurnikan dari selain-Nya, tidak menyembah yang lain-Nya, tidak tunduk kecuali kepada-Nya, maka semua amalan hanya untuk Allah.( Al-Bayyinah:5)

3.       Sesuai dengan syariat, yaitu hendaknya ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan lahir dan batin itu sesuai dengan perintah larangan dan seluruh aturan Allah.( Ali-Imran:85 )

Dasar Ibadah :

1.        Mahabbah (rasa cinta)

Yang dimaksud adalah cinta Allah dan Rasul-Nya yang salah satu gambarannya adlah mendahulukan kehendak keduanuya daripada kehendak lainnya.

2.       Khauf (rasa takut)

Yang dimaksud adalah puncak kesempurnaannya. Artinya tidak ada rasa takut yang lebih dahsyat daripada takut kepada Allah.

3.       Raja’ (pengharapan)

Yang dimaksud adalah memohon apa-apa yang ada di sisi Allah dengan tidak mengenal lelah dan putus asa.

Urgensi Ibadah

1.        Untuk mencapai tujuan penciptaan manusia (Adz-dzariyat:56)

2.       Sebagai tujuan diutusnya para Rasul (An-Nahl:36)

3.       Kewajiban atas para Rasul sampai akhir hayat (Al-Hijr : 99)

4.       Sifat pekerjaan para Nabi dan malaikat

5.       Mencela orang-orang yang takabbur yang enggan beribadah

6.       Menyifati hamba-hamba yang shalih

7.       Menyifati Nabi SAW dengan ubudiyyah.

Macam Ibadah yang diperintahkan Allah adalah ;

1.        Islam

2.       Iman

3.       Ihsan

4.       Berdo’a kepada Allah

5.       Khawatir akan Allah

6.       Harap akan Allah

7.       Tawakkal

8.       Harap dan Cemas

9.       Khusu’

10.       Takut

 

Monday 16 June 2008

Iman Kepada Allah


Iman Kepada Allah ialah :

1.      Membenarkan dengan yakin akan adaNya Allah.

2.      Membenarkan dengan yakin akan keesaanNya Allah, baik dalam perbuatanNya, menjadikan alam mahluk seliruhnya, maupun dalam menerima ibadat (penyembahan) segenap mahluk (hamba).

3.      Membnarkan dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, suci dari segala sifat kekurangan dan suci pula dari menyerupai segala yang baru (alam).

 

 

Ma’rifat :

 

Ma’rifat adalah mengenal Allah Subhanahu Wataala.

Jalan untuk mengenali Allah, ialah dengan memperhatikan segala makhluk Allah dan memperhatikan serba jenis kejadian dalam alam ini. Sesungguhny segala yang dijadikan Allah, semuanya menunjukkan akan adanya Allah, atau ada yang menjadikan.

Untuk mengenal Allah, maka Allah telah menganugerahkan akal dan fikiran, sehingga dengan akal dan fikiran ltu dapat mengenal bahwa Allah dzat yang maha suci, dzat yang tiada bersekutu dan tiada bertauladan, Dengan mengenal akan Allah tumbuhlah ;

Keimanan.

Keisalaman

Cinta

Takut

Harap

Khudlu’

Khusyu’

Shabar

Dan sebagainya yang menyebabkan manusia menjadi bertaqwa.

 

Mengenal Allah yang diwajibkan adalah mengetahui sifat-sifatNya dan nama-nama Nya yang dikenal dengan Al Asmaul Husna. Sedangkan mengetahui hakikat dzatNya, tidak diperbolehkan.

 

Sifat-sifat Allah :

 

1.      Wujud

2.      Qidam

3.      Baqa’

4.      Mukhalafatuhu lilhawadisi

5.      Qiyam bia\nafsihi

6.      Wahdaniah

7.      Qudrat

8.      Iradat

9.      Ilmu

10.  Hayat

11.  Sama’

12.  Bashar

13.  Kalam

14.  Qadiran

15.  Muridan

16.  Aliman

17.  Hayyan

18.  Samian

19.  Bashiran

20.  Mutakaliman

 

Nama-nama Allah :

 

1.      Ar-Rahman

2.      Ar-Rahiem

3.      Al-Malik

4.      Al-Quddus

5.      As-Salaam

6.      Al-Mu’miin

7.      Al-Muhaimiin

8.      Al-Aziiz

9.      Al-Jabbar

10.  Al-Mutakabbir

11.  Al-Khaliq

12.  Al-Baari’

13.  Al-Mushawwir

14.  Al-Ghaffar

15.  Al-Qohhar

16.  Al-Wahhab

17.  Ar-Razzaq

18.  Al-Fattah

19.  Al-Alim

20.  Al-Qabidl

21.  Al-Basith

22.  Al-Khafidl

23.  Ar-Rafi’

24.  Al-Mu’iz

25.  Al-Mudzil

26.  As-Sami’

27.  Al-Basyiir

28.  Al-Hakkam

29.  Al-‘Adl

30.  Al-Lathif

31.  Al-Khabir

32.  Al-Halim

33.  Al-Adhim

34.  Al-Ghafur

35.  As-Syakur

36.  Al-‘Aly

37.  Al-Kabir

38.  Al-Hafidl

39.  Al-Muqith

40.  Al-Hasib

41.  Al-Jalil

42.  Al-Karim

43.  Ar-Raqib

44.  Al-Mujib

45.  Al-Wasi’

46.  Al-Hakim

47.  Al-Wadud

48.  Al-Majid

49.  Al-Ba’is

50.  As-Syahid

51.  Al-Haqq

52.  Al-Wakil

53.  Al-Qawiyy

54.  Al-Matin

55.  Al-Waliyy

56.  Al-Hamid

57.  Al-Muhsi

58.  Al-Mubdi

59.  Al-Mu’id

60.  Al-Muhyi

61.  Al-Mumit

62.  Al-Hayy

63.  Al-Qayyum

64.  Al-Wajid

65.  Al-Majid

66.  Al-Wahid

67.  Al-Ahad

68.  Ash-Shamad

69.  Al-Qadir

70.  Al-Qaqtadir

71.  Al-Muqaddim

72.  Al-Muakhir

73.  Al-Awal

74.  Al-Akhir

75.  Adh-Dhahir

76.  Al-Bathin

77.  Al-Waly

78.  Al-Muta’aly

79.  Al-Barrut

80.  Al-Muntaqim

81.  Ar-Rauf

82.  Al-Maliku

83.  Al-Mulk

84.  Adz-Dzuljalali wal iqram

85.  Al-Muqshith

86.  Al-Jami’

87.  Al-Ghaniy

88.  Al_Mughni

89.  Al-Mani’

90.  Adh-dharr

91.  An-Nafi’

92.  An-Nur

93.  Al-Hadiy

94.  Al-Baqi

95.  Al-Waris

96.  Ar-Rasyid

97.  Ash-Shabur

98.  Ash-Shadiq

99.  As-Satar

 

 

Powered by Blogger.

Followers