Sunday 10 April 2016

Makna Tekanan dalam Fisika kehidupan (1)

  Makna Tekanan dalam Fisika kehidupan

  Fisika, adalah sebuah ilmu yang mempelajari fenomena fisis yang direpresentasikan dalam bentuk matematis. Kata fisika sebenarnya sudah tidak asing bagi telinga seorang pelajar, tapi apa yang ada di pikiran pelajar belum tentu sama dengan arti fisika sebenarnya. Misal jika kita katakan apakah bunyi hukum Newton II itu? Mungkin mereka sangat hafal “Percepatan yang dialami oleh suatu benda berbanding lurus dengan gayanya dan berbanding terbalik dengan massa bendanya”. Atau biasa kita nyatakan dalam F = m a. Terus apa? Terus kenapa  Inilah sebenarnya kendala kita, kita hanya terjebak dalam konteks matematisnya saja, kita terbiasa   dengan mengerjakan soal-soal dengan rumus-rumus yang banyak. 
Contohnya, kita tahu konsep tentang tekanan. Yang biasa dinyatakan P =  F / A, dengan P adalah tekanan, F adalah gaya, dan A adalah luasan tempat gaya tersebut bekerja. Para pelajar hanya menggunakan rumus tersebut apa adanya tanpa adanya rasa mengerti apa makna rumus tersebut. Coba kita berfikir di luar kebiasaan, anak-anak muda mengatakan “Thinking Out of The Box”.. Misal, P adalah tekanan yang kita rasakan di hati kita, F adalah gaya dari luar yang akan menekan hati dan perasaan kita, dan A adalah seberapa lapang hati kita. Jika hati kita sangat sempit (A sangat kecil), meski gaya dari luar tidak terlalu besar (F tidak terlalu besar), maka akan mengahasilkan tekanan ke hati yang besar (P besar), kita akan mudah sterss, kita akan mudah tertekan, dan kita akan mudah menyerah. Sedangkan jika hati kita sangat lapang, sangat lapang, berapa pun besar gayanya, maka akan menghasilkan tekanan di hati yang tidak terlalu besar, artinya betapa berat masalah yang kita hadapi, betapa rumit permasalahan kita, kita akan bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan hati lapang dan pikiran tenang. Benar-benar Fisika adalah IImu dari Tuhan.  
   Jika kita sedikit serius dan berusaha memahami ilmu yang kita pelajari, dalam hal ini ilmu Fisika, kita akan mulai menemukan fenomena-fenomena yang akan menunjukkan Keesaan Tuhan, bagaimana Tuhan bisa menghancurkan Alam Semesta begitu mudahnya, bagaimana Jin dan Setan menembus badan kita. Saya sengaja tidak menerangkannya sekarang, untuk menambah penasaran pembaca  . Sekali lagi, Fisika bukanlah ilmu yang hanya berkelit di matematika. Fisika adalah ilmu yang diturunkan oleh Tuhan untuk memahami  fenomena alam di sekitar manusia, sebagai tanda KeesaanNya, Allah SWT.
Rumus tekanan  di atas mungkin sangatlah familiar bagi para ahli fisika ataupun orang-orang yang menyukai fisika. Namun tahukah anda untuk membaca rumus di atas dapat dibaca dengan berbagai cara. Adapun cara-cara membaca rumus di atas adalah:
1.      Orang matematika akan membaca rumus tersebut sebagai berikut:
“Tekanan (P) sama dengan Gaya (F) dibagi luas permukaan (A)”

2.       Orang fisika akan membaca rumus tersebut dengan cara lain yaitu:
“Tekanan yang diterima suatu benda merupakan besar gaya yang diterima benda tersebut pada luasan tertentu, semakin besar gaya semakin besar pula tekanan, tapi semakin besar luas permukaan semakin kecil tekanan yang diterima benda tersebut
   Perbedaan cara baca tersebut tidak menjadi masalah, karena setiap ilmu mempunyai sudut pandang tertentu terhadap sebuah fenomena. Hal menarik yang ingin disampaikan adalah ketika seorang guru membaca rumus tersebut dengan cara seperti ini:
“Kita tidak akan pernah merasakan tekanan dalam kehidupan, sebesar apapun masalah yang menghantam dirri kita bisa melapangkan dada kita”
Begitulah ilmu pengetahuan, selalu ada keteraturan di dalamnya. Keteraturan yang diciptakan Sang Pengatur.
   Pernahkan anda diinjak dengan sepatu hak tinggi? Bagaimana rasanya bila dibandingkan ketika anda diinjak dengan sepatu yang lebar? Mungkin dua-duanya sakit tapi pastinya ketika diinjak dengan sepatu hak tinggi anda akan merasakan lebih sakit. Begitu pun dala menghadapi permasalahan kehidupan. Pernahkan anda meilhat orang yang kehilangan benda? Apakah ekspresi setiap orang akan sama ketika kehilangan suatu benda? Tentunya tidak, ada orang yang ketika dia kehilangan benda, dia akan pusing minta ampun, gelisah, sampai frustasi. Ada juga orang yang ketika barangnya hilang, dia hanya bersikap tenang dan tidak terlalu memikirkannya. Kedua orang tersebut menampilkan perilaku yang berbeda disebabkan karena hati mereka berbeda. Orang pertama mengatur hatinya menjadi sempit dan sulit, sehingga masalah kecil pun akan menjadi rumit, sedangkan orang kedua mengatur hatinya menjadi luas dan lapang, sehingga bisa menghadapi masalah sebesar apapun dengan tenang.
   Begitulah fisika selalu mengajarkan tentang kehidupan.Tekanan tidak hanya diajarkan mengatur gaya dan luas permukaan sehingga dapat menghasilkan tekanan maksimum, tetapi dalam kehidupan tekanan diajarkan bagaimana kita dapat mengatur hati kira untuk menghadapi berbagai masalah besar ataupun kecil sehingga kita bisa menerima tekanan yang minimum.
   Sangat menarik jika kita memperhatikan hokum-hukum fisika (hokum-hukum tentang alam) karena ternyata aa kesamaan prinsip antara hokum-hukum fisika dan prinsip-prinsip dalam kehidupan rohani orang percaya. Bagi saya, ini menyatakan bahwa pencipa alam rohani dan pencipta alam fisika adalah sama.
   Salah satu contoh mengenai hal ini adalah Hukum tentang tekanan dan gas yang terdapa dalam hukum termodinamika yang pertama. Hukum tersebut memberikan persamaan energy gas pada kondisi isobarik, yaitu:
                                          W = P.(V2-V1)
Mungkin yang tidak berkecimpung dalam persoalan termodinamika kurang memahami makna persamaan di atas. Karena itu saya akan mencoba menyederhanakannya dalam kata-kata yang lebih sederhana, yaitu:
“semakin besar tekanan, maka usahapun akan meningkat atau dengan kata lain ada suatu tenaga yang besar jika tekanan semakin besar”

Related Articles

0 comments:

Powered by Blogger.

Followers