Friday, 8 April 2016

Persamaan antara al-Insan dan al-Basyar dalam al-Qur'an

Persamaan antara al-Insan dan al-Basyar dalam al-Qur'an

Di antara persamaan antara al-Insan dan al-Basyar dalam al-Qur'an dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.       Kata al-Insan dan al-Basyar sama-sama ditempatkan ketika menunjukkan proses awal kejadian manusia. Pengertian ini misalnya dapat terlihat pada ayat 15:26,
Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
dan pada ayat [15]:33
Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau Telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk"
b.      Kata al-Insan dan al-Basyar sama-sama menunjukkan arti manusia secara fisik. Pengertian ini misalnya dapat terlihat pada ayat [75]:3,
Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?

dan pada ayat [19]:26
Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya Aku Telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka Aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini".
      Pendapat penulis yang terakhir ini agaknya berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh Bint Syati' yang menyatakan bahwa jika pemahaman manusia adalah aspek fisik, maka al-Qur'an menggunakan term basyar bukan al-insan.

Perbedaan antara al-Insan dan al-Basyar dalam al-Qur'an
Di antara hasil penelitian yang dilakukan, penulis menemukan perbedaan yang signifikan antara kata al-insan dan al-basyar. Perbedaan itu antara lain adalah:
a.       Kata al-insan digunakan untuk menunjukkan esensi manusia. Hal ini dapat terlihat dari surat [15]:26
Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
Kata al-Basyar digunakan untuk menunjukkan eksistensi manusia. Hal ini dapat terlihat dari ayat selanjutnya dari surat yang sama yakni surat [15]:28
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
      Pada ayat terakhir ini ditemukan unsur baru yaitu penyempurnaan kejadian manusia. Berkenaan dengan penyempurnaan itu pula maka perbedaan lainnya adalah:
b.      Kata al-insan digunakan untuk menyebutkan manusia dengan keadaan awalnya, sementara kata al-Basyar digunakan untuk menyebutkan manusia dalam keadaan yang lebih sempurna, sebagaimana yang termaktub dalam surat [30:20]
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu dari tanah, Kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.
Dan surat [3]:47
Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin Aku mempunyai anak, padahal Aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, Maka Allah Hanya cukup Berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah Dia.

c.       Ketika Allah swt. menyebutkan keadaan atau sifat-sifat positif, pada umumnya kata al-basyar yang digunakan, sebagai contoh sebagai berikut:  [12]:31
Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), Kemudian dia Berkata (kepada Yusuf): "Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka". Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa) nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha Sempurna Allah, Ini bukanlah manusia. Sesungguhnya Ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia." [11]:27
Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami.
Sementara ketika menyebutkan keadaan atau sifat-sifat negatif, pada umumnya kata al-insan yang digunakan. Sebagi contoh: Surat [43]: 15,
Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya[1349]. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah).
Surat [70]:19

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.

Related Articles

0 comments:

Powered by Blogger.

Followers