Persamaan antara al-Insan dan al-Basyar dalam al-Qur'an
Persamaan antara al-Insan dan al-Basyar dalam
al-Qur'an
Di antara persamaan antara al-Insan dan al-Basyar dalam
al-Qur'an dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kata al-Insan dan al-Basyar sama-sama
ditempatkan ketika menunjukkan proses awal kejadian manusia. Pengertian ini
misalnya dapat terlihat pada ayat 15:26,
Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari
tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
dan pada ayat [15]:33
Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada
manusia yang Engkau Telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal)
dari lumpur hitam yang diberi bentuk"
b. Kata al-Insan dan al-Basyar sama-sama
menunjukkan arti manusia secara fisik. Pengertian ini misalnya dapat terlihat
pada ayat [75]:3,
Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan
(kembali) tulang belulangnya?
dan pada ayat [19]:26
Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu
melihat seorang manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya Aku Telah bernazar
berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka Aku tidak akan berbicara dengan
seorang manusiapun pada hari ini".
Pendapat penulis yang
terakhir ini agaknya berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh Bint Syati' yang
menyatakan bahwa jika pemahaman manusia adalah aspek fisik, maka al-Qur'an
menggunakan term basyar bukan al-insan.
Perbedaan
antara al-Insan dan al-Basyar dalam al-Qur'an
Di antara hasil penelitian yang dilakukan, penulis menemukan
perbedaan yang signifikan antara kata al-insan dan al-basyar.
Perbedaan itu antara lain adalah:
a. Kata al-insan digunakan
untuk menunjukkan esensi manusia.
Hal ini dapat terlihat dari surat [15]:26
Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari
tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
Kata al-Basyar digunakan untuk menunjukkan
eksistensi manusia. Hal ini dapat terlihat dari ayat selanjutnya dari surat
yang sama yakni surat [15]:28
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah
liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
Pada ayat terakhir ini
ditemukan unsur baru yaitu penyempurnaan kejadian manusia. Berkenaan dengan
penyempurnaan itu pula maka perbedaan lainnya adalah:
b. Kata al-insan digunakan
untuk menyebutkan manusia dengan keadaan awalnya, sementara kata al-Basyar digunakan
untuk menyebutkan manusia dalam keadaan yang lebih sempurna, sebagaimana yang
termaktub dalam surat [30:20]
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia
menciptakan kamu dari tanah, Kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang
berkembang biak.
Dan surat [3]:47
Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin Aku
mempunyai anak, padahal Aku belum pernah disentuh oleh seorang
laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril):
"Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. apabila Allah
berkehendak menetapkan sesuatu, Maka Allah Hanya cukup Berkata kepadanya:
"Jadilah", lalu jadilah Dia.
c. Ketika Allah
swt. menyebutkan keadaan atau sifat-sifat positif, pada umumnya kata al-basyar yang
digunakan, sebagai contoh sebagai berikut: [12]:31
Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka,
diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk,
dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong
jamuan), Kemudian dia Berkata (kepada Yusuf): "Keluarlah (nampakkanlah
dirimu) kepada mereka". Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka
kagum kepada (keelokan rupa) nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan
berkata: "Maha Sempurna Allah, Ini bukanlah manusia. Sesungguhnya Ini
tidak lain hanyalah malaikat yang mulia." [11]:27
Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya:
"Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa)
seperti kami.
Sementara ketika menyebutkan keadaan atau sifat-sifat
negatif, pada umumnya kata al-insan yang digunakan. Sebagi
contoh: Surat [43]: 15,
Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya
sebagai bahagian daripada-Nya[1349]. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah).
Surat [70]:19
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi
kikir.
0 comments:
Post a Comment